Titan Livescore
banner
Fans category
71

Fri, 23 Aug3 Min

Image Credit: None
Tag

Ketika Fans Mohun Bagan dan East Bengal Bersatu: Bukan Lagi Tentang Bola, Tapi Tentang Tuntutan Menghukum Pemerkosa


Di Kolkata, sepak bola adalah bagian dari DNA masyarakat, dan ketika dua klub legendaris, Mohun Bagan dan East Bengal, bertemu di lapangan, kota ini berubah menjadi lautan hijau-merah (Mohun Bagan) dan merah-kuning (East Bengal). 

Tapi siapa sangka, di tahun 2024, ada sesuatu yang lebih heboh dari pertandingan mereka: protes bersama untuk keadilan korban pemerkosaan! Ini seperti melihat Lionel Messi dan Cristiano Ronaldo makan bakso bareng—mustahil tapi nyata.

Rivalitas yang Ditunda Karena Hukum
Bayangkan, Anda sudah siap dengan jersey, syal, dan air mata buaya (untuk adegan drama kalau tim kalah), tapi alih-alih menyaksikan derby terpanas di India, Anda malah disuguhkan tontonan protes? Dan bukan sembarang protes, tapi protes yang melibatkan kedua kubu penggemar paling fanatik. Ini seperti kalau fans Persija dan Persib tiba-tiba sepakat buat ikut lomba karaoke dangdut bareng. Aneh, tapi bikin penasaran.

Di hari itu, mereka tidak peduli siapa yang lebih jago di lapangan. Fokus mereka adalah satu: menuntut keadilan bagi seorang dokter muda yang menjadi korban pemerkosaan dan pembunuhan. “Keadilan!” teriak mereka. “Biar adil, nggak usah main bola hari ini,” mungkin pikir beberapa penggemar yang sudah lelah ngantre tiket. Dan ternyata, keputusan ini bikin heboh seantero Kolkata.

Melihat ribuan penggemar berkumpul dengan satu tujuan, polisi pun panik. Mereka mencoba metode lama dan andalan, yaitu lathi charge—sebuah teknik di mana polisi memukul mundur massa dengan tongkat, semacam “peluit kuno” yang cukup keras bunyinya. Tapi, bukannya bubar, para penggemar malah tambah semangat! Sudah terbiasa dengan tekel keras di lapangan, pemanasan dari polisi seperti ini rasanya biasa saja. Malah, ada yang bercanda, “Ini latihan buat final!” atau, “Kalau polisinya ini wasitnya, siapa tahu kita bisa menang lewat adu tongkat!”

Ketika Sepak Bola Menjadi Alat Perubahan Sosial
Presiden Federasi Sepak Bola Seluruh India (AIFF), Kalyan Chaubey, mungkin hanya bisa tersenyum kecut saat mendengar berita ini. Biasanya, sepak bola jadi ajang unjuk kekuatan klub, tapi kali ini malah jadi ajang unjuk rasa masyarakat. Di tengah protes, mungkin dia berharap kalau polisi dan penggemar ini bisa dipindahkan ke lapangan buat bantu menjaga ketertiban saat derby nanti. Tapi, nyatanya, pertandingan hari itu kalah penting dibandingkan dengan keadilan.

Hari itu, stadion jadi saksi bisu bagaimana sepak bola berubah menjadi panggung perjuangan sosial. Kalau biasanya skor di papan skor yang jadi perhatian, kali ini skor di ruang sidanglah yang lebih diperhitungkan.

Solidaritas yang Tidak Terduga
Melihat penggemar Mohun Bagan dan East Bengal bersatu, mungkin banyak yang terharu, tapi ada juga yang bingung. Ini seperti melihat kucing dan anjing tiba-tiba sepakat buat sharing makanan. Di antara para penggemar, pasti ada yang berpikir, “Ini bukan hari biasa. Biasanya kita saling ejek, kok sekarang saling dukung?”

Dan mungkin, untuk pertama kalinya dalam sejarah derby Kolkata, para penggemar bisa saling berbicara tanpa nada tinggi. “Hei, kali ini kita sepakat ya, bro?” kata seorang penggemar Mohun Bagan sambil mengulurkan tangan. “Setuju, keadilan di atas segalanya!” jawab penggemar East Bengal, sambil berpikir, “Besok kita balikin ejekan ini di lapangan!”

Lathi, Samosa, dan Solidaritas
Sementara itu, para penjual samosa di stadion mungkin bingung. Biasanya, mereka jualan ke dua kubu yang berbeda, tapi hari ini, semua berdiri bersama. Dan sambil menggigit samosa, para penggemar sepakat bahwa, hari itu, samosa lebih enak dinikmati bersama dengan rasa solidaritas.

Kalau dipikir-pikir, mungkin ini ide bagus buat menyelesaikan banyak masalah dunia. Bayangkan kalau di Timur Tengah, mereka bisa main sepak bola dan setuju siapa pun yang menang, dapat hak asuh atas Yerusalem. Atau mungkin Korea Utara dan Korea Selatan bisa tanding bola buat tentukan siapa yang punya roket paling keren. Tapi tentu, dunia nyata nggak seideal itu, dan itulah kenapa momen ini sangat berharga.

Ketika Kemanusiaan Menang
Hari itu, Kolkata bukan hanya kota sepak bola, tapi juga kota solidaritas. Dua rival besar yang biasanya tak pernah akur, kini bersatu untuk keadilan. Bagi mereka, hari itu adalah hari kemenangan besar, bukan di lapangan, tapi di hati mereka. Dan bagi kita semua, ini adalah pelajaran bahwa, terkadang, ada hal-hal yang lebih penting dari sekadar siapa yang mencetak gol lebih banyak. Mungkin, keadilan adalah gol terbesar yang bisa kita raih bersama.

Sumber gambar : Revsports, Scroll.in



0 Comment

no-data-iconNo CommentaryAdd to be the first commentator!
Titan Livescore

© 2024 Titan Livescore |
All Rights Reserved

Titan Livescore is a one stop football entertainment site that carries the concept of footballtainment where the world of football activities will be wrapped in a touch of the world of entertainment which will pamper football fans with various excitements starting from enjoying live scores, match statistics, fun score guessing game contests, football news up-to-date and other content from the world of football that is a shame to miss.